Dataran Merdeka Berselawat 2013

Dataran Merdeka Berselawat 2013

Isnin, 28 Februari 2011

Mengenal Para Wali

Mengenal Para Wali

Selasa, 22 Februari 2011

Akhlak Para Wali

Akhlak Para Wali

  • Akhlak Para Wali
    Akhlak Para Wali
Para Wali atau kekasih Allah adalah orang-orang yang berjiwa mulia.  Budi pekerti mereka tercatat dengan tinta emas sepanjang sejarah kehidupan manusia.  Para ulama menyatakan bahwa kisah kehidupan para wali merupakan salah satu bala tentara Allah yang sangat berperan untuk meneguhkan hati orang-orang yang menginginkan kedekatan dengan-Nya.  Dalam buku ini, penulis berusaha untuk mengumpulkan berbagai kisah indah yang membuktikan kemuliaan akhlak para Wali Allah dalam mengarungi samudera kehidupan.

Berbagai kisah yang terdapat dalam buku ini insyΓ’ Allah mampu menggoreskan kesan mendalam dan mempengaruhi kita dengan kuat.  Sebab, selain berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, ia juga selalu terasa segar dan baru.

12 Ulama Kharismatik di Indonesia

12 Ulama Kharismatik di Indonesia

Buku ini berisi tentang biografi, perjalanan hidup, metode dakwah, dan peranan para ulama kharismatik di Nusantara. Mereka adalah Habib Husein Mbrani, al-Habib Umar bin Hud al-Attas, Habib Abdurrahman Assegaf Bukit Duri, Ustadz Muhammad Ba’bud Lawang, Kyai Syarwani Abdan Datuk Kalampayan Bangil, Kyai Hamid Pasuruan, Habib Ali bin Ja’far Batu Pahat, Habib Abdullah Bilfaqih, Habib Anis Solo, Tuan Guru Zaini Ghani Martapura, serta beberapa ulama lainnya.

Keberadaan mereka merupakan berkah bagi kaum muslimin. Mereka memiliki jasa yang amat besar dalam ‘menanamkan’ nilai-nilai keislaman di Tanah Air ini. Mereka meninggalkan banyak perubahan dan pencerahan bagi umat. Semua ini merupakan bukti keberhasilan mereka dalam berdakwah dan semua itu telah dicatat sejarah dengan tinta emas. 

Mereka telah menjadi contoh nyata dalam perjuangan, akhlak, ilmu, dan hubungan sosial kemasyarakatan. Walaupun mereka telah tiada, namun jasa-jasa dan pengabdiannya akan selalu dikenang sepanjang masa. ’Warisan,’ jejak karamah, serta ilmunya tetap abadi dan akan berkembang sepanjang masa, bahkan sosoknya pun selalu dikenang orang sepanjang zaman.

Dalam berdakwah, mereka mengedepankan akhlak dan budi pekerti luhur, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Mereka sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan umat. Mereka telah menyebarkan Islam dengan santun, damai, dan lemah lembut, sehingga masyarakat dengan mudah dan lapang dada menerima apa-apa yang telah mereka sampaikan.

Habib Umar bin Hafidz - Singa Podium

Habib Umar bin Hafidz - Singa Podium

Sosok Habib Umar bin Hafidz tidak bias dipisahkan dari keberadaan pondok pesantren Darul Mustafa yang didirikannya di Kota Tarim, Hadramaut, yang melahirkan da’i-da’i muda tersebar di penjuru dunia. Dalam buku ini kita diajak untuk mengenal lebih jauh tentang apa dan siapa Habib Umar bin Hafidz.

Bagi para pecinta Habib umar, buku ini sudah seharusnya menjadi rujukan yang wajib untuk melengkapi koleksi bacaan di rumah. Karena, selain berisi biografi singkat beliau, dan beberapa petikan ceramah ketika berkunjung ke Indonesia, buku ini juga menjadi unik dan menarik karena di dalamnya dilengkapi118 foto ekslusif. Insya Allah dengan membacanya, anda akan medapata kesejukan da ketentraman hatidari mutiara-mutiara nasehat yang disampaikan oleh sang Habib.

Riwayat Hidup Para Wali & Shalihin

Riwayat Hidup Para Wali & Shalihin

1_sipp
Habib Ahmad bin Zein Al-Habsyi
Cahaya Ilmu Publisher

Sebahagian ulama mengatakan, para wali adalah kaum yang bila kita memandang mereka, kita akan teringat Allah SWT. Ini pula yang dialami oleh seorang yang juga mencapai taraf waliyullah, Al-Imam Al-Arif billah Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang terakam dalam qasidahnya.

Dalam qasidah tersebut, Habib Abdullah Al-Haddad mengungkapkan kepiluan hatinya saat para waliyullah pergi meninggalkan dunia fana. Betapa tidak, para waliyullah itulah yang senantiasa menyemarakkan bumi dengan munajatnya kepada Sang Khaliq.

Mereka pula yang menerangi bumi saat kegelapan menyelimuti, dengan akhlaq dan sifat-sifat terpuji. Jika mereka tiada, bagaimana dengan manusia, yang semakin hari semakin terperosok ke lembah maksiat? Begitulah pula Habib Abdullah, yang saat itu mendapati umat Islam sudah jauh dari tariqah para salaf, yang teguh memegang ajaran Rasulullah SAW.

Ia memaparkan kegundahannya tersebut dengan cara menyebutkan sifat-sifat dan akhlaq mulia para kekasih Allah, yang kebanyakan berasal dari kalangan ahlul bayt tersebut. Kalimat-kalimat yang disusunnya begitu indah dan menyentuh hati.

Ini adalah buku pertama dari dua buku penjelasan qashidah Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang ditulis oleh muridnya sendiri, Habib Ahmad bin Zen Al-Habsyi. Sang murid memberinya judul Ainiyah, karena setiap bait qashidah diakhiri dengan huruf ‘ain.

Insya Allah, dengan membaca buku ini kita akan terdorong untuk meneladani kemuliaan akhlaq para waliyullah tersebut.

Beli di:
http://fajarilmubaru.com.my

Al-Maliki Ulama' Rabbani Abad Ke-21

Al-Maliki Ulama' Rabbani Abad Ke-21

Syeikh Muhammad Fuad Al-Maliki
RM35.00
Abnak Printing
Buku mengenai biografi Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani.

Beli di:
http://al-sunnah-bookstore.blogspot.com

Khamis, 17 Februari 2011

KUPAS TUNTAS HAID, NIFAS & ISTIHADHOH Buku Pegangan yang Wajib Dimiliki setiap Muslimah

KUPAS TUNTAS HAID, NIFAS & ISTIHADHOH Buku Pegangan yang Wajib Dimiliki setiap Muslimah PDF Print E-mail
Friday, 26 November 2010 17:33
Penulis: Sayyid Abdulrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir Assegaf
Penerjemah: Ummu Umar Baagil
Pentashih: Ustadz Achmad Jamal bin Toha Baagil
Penerbit: PP Dar Ummahatil Mukminin, Malang, Jawa Timur, cetakan I-2010
Harga: Rp. 34. 000


Seorang wanita tak akan lepas dari haidh, nifas, dan kadang-kadang istihadhah. Namun tak sedikit kaum Hawa yang tidak mengerti ihwal semua itu. Sedikit sekali di antara mereka yang memahami dengan benar macam-macam darah yang keluar dari kemaluan wanita, sifat-sifat darah haidh, tanda-tanda suci dari haidh, dan hal-hal yang diharamkan bagi wanita ketika haidh/nifas.

Apa itu istihadhah? Bagaimana hukumnya? Bagaimana cara mengetahuinya dan membedakannya dengan darah haidh dan nifas? Apa yang harus dilakukan bagi wanita yang terkena istihadhah? Bagaimana shalat atau puasanya? Bagaimana cara menghitung waktu sucinya? Bagaimana cara mengganti puasanya bila istihadhahnya terus-menerus?

Dengan pembahasan yang gamblang dan sistematis, disertai studi kasus dan tabel yang terperinci, buku ini akan menjadi guru pemandu yang menuntun kaum Hawa mengenal dunia mereka.

Pesan Segera!
Hubungi bagian Sirkulasi Majalah alKisah
Jalan Pramuka Raya No. 410, Jakarta 13120
Telp. 021-856. 2257/ 8590. 0947
Fax: 021-8590.0947
e-mail: online.pustaka@yahoo.com

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI: Pembahasan Kitab Durus Al-`Aqaid Ad-Diniyyah

AKIDAH MENURUT AJARAN NABI: Pembahasan Kitab Durus Al-`Aqaid Ad-Diniyyah PDF Print E-mail

(0 votes, average 0 out of 5)
Monday, 03 January 2011 11:58
Penulis: Habib Abdurrahman bin Saggaf Assegaf
Penerjemah: Hasan Husein Assegaf
Penerbit: Tama Publisher
Harga: Rp. 50.000
Perkara dasar yang wajib dipercayai dalam ilmu tauhid ialah perkara yang dalilnya atau buktinya cukup terang dan kuat yang terdapat dalam Al-Quran atau hadits yang shahih. Perkara ini tidak boleh dita'wil atau ditukar maknanya yang asli dengan makna yang lain.

Tujuan mempelajari ilmu tauhid adalah mengenal Allah dan rasul-Nya dengan dalil-dalil yang pasti dan menetapkan sesuatu yang wajib bagi Allah dari sifat-sifat yang sempurna dan mensucikan Allah dari segala sifat kekurangan dan membenarkan semua rasul-rasul Allah.

Sebelum mempelajari ilmu tauhid, seseorang harus mengetahui terlebih dahulu  pengertian hukum. Karena dari pemahaman inilah seseorang akan benar dalam memahami pembahasan-pembahasan dalam ilmu ini.

Dengan memahami hukum, dengan tiga pembagiannya, yaitu hukum syari’at, hukum adat, dan hukum akal, Anda akan mengetahui secara pasti bahwa alam itu adalah makhluk, karena alam pasti baru. Bukti bahwa alam itu baru adalah alam selalu berubah.

Rumusannya, setiap yang berubah pastilah baru. Alam selalu berubah, maka alam adalah baru. Selanjutnya setiap yang baru pastilah membutuhkan kepada yang mengadakannya, karena mustahil ada dengan sendirinya, sebagaimana mustahil ia dapat berubah sendiri tanpa ada yang mengubahnya. Jika demikian halnya, alam adalah makhluk (ciptaan) dan yang menciptakannya itulah Khaliq (Pencipta). Dalam aqidah Islam, Yang Maha Pencipta itu adalah Allah SWT.

Untuk meyakini adanya Pencipta, yaitu Allah SWT, minimal kita harus memahami 20 sifat-Nya yang wajib, demikian pula 20 sifat-Nya yang mustahil, agar kita tidak tersesat dan keyakinan kita tidak tergoyahkan oleh pemahaman dan ajaran apa pun.

Selanjutnya Anda pun pada akhirnya akan meyakini sepenuhnya bahwa Allah mengutus rasul-rasulnya yang wajib bersifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

http://www.majalah-alkisah.com/